Ibrani 11:17-18
“Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.”
Ketika Abraham membawa Ishak untuk dijadikan kurban persembahan jikalau dilogika bukanlah sesuatu yang wajar. Ia melakukannya atas perintah Allah dan ia mewujudkan ketaatannya.
Namun demikian iman memang tidak selalu berbicara tentang logika. Allah terlalu besar untuk dipahami dengan logika dan rasional manusia. Iman dapat membuat kita berfikir dan merasakan dengan cara yang berbeda. Karena iman orang dapat melihat dari sudut pandang ilahi. Dan itulah yang membuat Abraham taat akan perintah Allah meskipun dalam logika tidak masuk akal.
Abraham mengimani bahwa meskipun ia mempersembahkan Ishak pun semua akan baik-baik saja dalam kuasa Tuhan yang tidak terbatas dalam hidup mati manusia.
Iman melibatkan cara pandang serta proses berfikir. Maka ketika persoalan dalam hidup menyesakkan hati, mungkin kita perlu mengubah cara pandang dan berfikir dengan dasar iman. Karena dari situlah kita akan menemukan keajaiban-keajaiban dari TUHAN. Maka marilah hidup dengan iman, dan jalani hidup dengan mengikuti apa yang menjadi ketetapanNya. Karena iman tidak berbicara tentang logika, tapi tentang pandangan ilahi yang membawa pada keajaiban dari Allah sendiri. Tuhan Yesus memberkati. Amin.