Tempat kebaktian pada mulanya dirumah Bapak Kawit Hadi Prasetyo, Delingsari, Ambarketawang Gamping Sleman, Dengan 36 warga dewasa dan 24 anak. Adapun yang menjadi majelis Gereja pada waktu itu Bapak Sajid Admowinoto, Bapak Kawit Hadi Prasetyo, Bapak Kliwon Karto Utomo dan Bapak Supadiyono Paulus. Tokoh-tokoh yang lain yang memperkuat pelayanan adalah Bapak Gito dan Bapak Subarisman serta Bapak Dibyo Sutrisno. Pendeta waktu itu adalah Bp. Pendeta Tirto Suwarno, konsulen dari GKJ Ngento-ento. Bermula Oktober 1963, dari sinilah kemudian diadakan kebaktian bersama, secara kecil – kecilan di rumah Bp. Hadiprasetya.
Perkembangan menjadi pesat, apalagi waktu tahun 1965 (Gestapu), baik bertambahnya warga juga kemajuan di dalam kebaktian minggu dan katekisasi. Pada tahun 1966 kelompok Gamping diperkenankan mengadakan Perjamuan Kudus, baptisan, nikah suci dan memiliki majelis sendiri. Pada saat inilah kelompok Gamping diperkenankan menjadi pepanthan pertama, kemudian baru kelompok Sumber Gamol.
Makin berkembangnya warga, rumah Bp. Hadiprasetya sudah tidak dapat menampung untuk digunakan kebaktian. Maka pada Mei 1980 diadakan musyawarah warga jemaat, diputuskan untuk memiliki tanah dan membangun gereja. Pada Oktober 1980 dibentuk Panitia Pembangunan Gereja Gamping.
Susunan panitia sebagai berikut:
- Ketua: Bp. Soebarisman
- Penulis: Bp. Drs. Supadiono
- Bendahara: Bp. Hadiprasetya
- Dibantu: Bp. Kartoutomo, Bp. Dibyosutrisno, Bp. Sutaryanto
Panitia bekerja keras, juga warga ikut membantu mencari dana. Ternyata Tuhan mendengarkan doa dan permohonan warga Gamping. Pada 21 September 1981, karena berkat Tuhan dapat mengliyer tanah magersari wilayah Kraton yang terletak di Delingsari. Tanah tersebut dari ibu Kariyareja Tlaga. Luas tanah: 400 M2, seharga Rp. 250.000,00 (Duaratus lima puluh ribu rupiah).
Setelah memiliki tanah tersebut pada tahun 1981 warga berusaha mengumpulkan bahan-bahan material bangunan untuk mewujudkan bangunan gereja untuk melaksanakan kegiatan peribadatan sendiri. Ada warga yang menyanggupi persembahan tenaga, batu bata, besi, kayu, pasir dan sebagainya. Konsumsi selama pembangunan gedung gereja disiapkan oleh ibu-ibu secara bergiliran. Dalam pembangunan Gedung gereja ini juga mendapatkan bantuan dari para donator seperti: Bapak Radius Prawiro dan Rumah Sakit Dowangan berupa mebelair.
Mei 1982 perletakan batu pertama pembangunan Gereja Gamping oleh Bp. Soebarisman dan Bp. Hadiprasetya yang ditunggui warga gereja. Pembangunan melalui 4 tahap: a. Pondamen, b. Tembok, pintu dan jendela, c. Kuda – kuda dan genteng, d. Tegel. Pembangunan mulai bulan Mei 1982 sampai dengan 16 Desember 1983. Pada tanggal 16 Desember 1983 berdirial gedung gereja walaupun belum sempurna, tetapi sudah digunakan untuk kebaktian pertama kali.
Selanjutnya pembangunan fisik gereja adalah sebagai berikut:
- Bulan Maret 1986 pembangunan konsistori
- Bulan Mei 1986 pembuatan mimbar
- 1990 memasang teras/ kuncung gereja
- 1993 membuat parkir sepeda/ kendaraan di sebelah barat
- 1996 memasang plafon eternit dan kamar mandi/ WC
- 1998 memasang paving tempat kendaraan sebelah barat
- 2010 memperluas dan renovasi area mimbar, memindah konsistori ke sebelah timur.
- 2018 merehab rumah untuk rumah pastori
- 2019 – 2020 pembangunan gedung sekolah minggu, perbaikan kamar mandi, dapur dan parkir motor sebelah barat
- 2023 pembuatan kantor gereja di gedung sekolah minggu