2 Korintus 12:10
“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”
Mungkinkah kita menemukan seseorang yang tidak memiliki kelemahan? Rasa-rasanya ini adalah sebuah ketidakmungkinan. Walaupun dengan perjuangan ia menampilkan diri dengan sempurna tanpa kelemahan tetap saja tidak mungkin ia tidak memiliki kelemahan dalam hidup.
Kesadaran akan kelemahan manusia inilah yang membawa kita kepada pengakuan bahwa kekuatan kita bukanlah karena diri kita sendiri, tetapi karena Tuhan.
Rasul Paulus mengatakan bahwa jika aku lemah, maka aku kuat!
Pada saat itu Rasul Paulus menghadapi orang yang meragukan akan kerasulannya. Dalam kondisi inilah, Rasul Paulus selalu datang kepada Tuhan dalam segala kelemahannya. Dia berdoa sampai dia mengerti bahwa itulah kehendak Tuhan agar dia tetap dapat rendah hati. Tuhan mengaruniakan anugerah-Nya agar rasul Paulus dapat melewati semua kelemahan dan kekurangannya dengan menikmati kekuatan yang merupakan anugerah-Nya. Inipun yang menjadi refleksi kita, bahwa dalam segala kelemahan kita Tuhan tidak meninggalkan kita berjuang sendirian. Dalam kelemahan kita ada kekuatan baru yang Tuhan anugerahkan. Maka, berdoa dan berpengharapanlah selalu kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.