Bacaan: Mazmur 146 : 1 – 10
Nats: “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya.” (Ayat 5).

Banyak orang mengatakan, jika akan menolong harus mikir-mikir dulu alias jangan tergesa-gesa untuk menolong. Memang untuk masa sekarang menolong harus hati-hati.

Pepatah Jawa menyebutkan “nulung kepenthung”, yang artinya niatnya menolong malah jadi celaka. Banyak orang memanfaatkan kebaikan orang lain demi kesejahteraan dirinya sendiri.

Tentu saja sikap yang demikian bukan sikap yang dikehendaki oleh Tuhan. Manusia seringkali menunjukkan kesombongannya dengan berlaku jahat kepada orang lain. Bukankah sebenarnya manusia tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain. Manusia adalah pribadi yang terbatas, yang membutuhkan pertolongan dari orang lain. Berbicara tentang penolong, siapakah penolong yang sejati di dalam kehidupan kita?

Bacaan hari ini mengingatkan sejatinya kita adalah orang-orang yang beruntung. Karena kita memiliki Tuhan yang sangat peduli, mengasihi, memberi didikan, ajaran dan nasehat kepada kita dan semua orang percaya.

Bacaan kita mengatakan, “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah sebagai penolong.” Sudahkah selama ini kita mengambil sikap yang benar?

Meminta pertolongan hanya kepada Tuhan? Bukankah seringkali kita salah jalan dengan lebih memilih jalur yang cepat menurut pikiran kita sendiri? Dengan jalan mengambil yang bukan menjadi hak kita. Dengan jalan membohongi dan menyakiti hati sesama kita. Jika kita terbiasa melakukan yang demikian, maka mencuri dan berbohong serta menyakiti hati sesama akan menjadi budaya dalam kehidupan kita.

Saat ini, bersama-sama kita diajak dan diingatkan untuk membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Jika kita merasa diberkati oleh Tuhan yang Maha Penolong, mari yang pertama, kita meningkatkan budaya menolong orang lain, yang kuat membantu yang lemah. Yang kedua, kita meningkatkan budaya tidak memanfaatkan kebaikan orang lain.

Sejatinya kita dipanggil untuk menolong karena Tuhan sudah menolong kita, manusia yang berdosa. Tuhan tidak saja menjamin kebutuhan hidup kita di dunia, tetapi Dia telah menolong dengan membebaskan kita dari kuasa dosa dan memberi kita hidup yang kekal dalam kerajaan sorga.

Mari menjadi manusia yang berbudaya, yang membiasakan diri berperilaku benar di hadapan Tuhan. Amin. [TKJ].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *