Ayub 18:5
“Bagaimanapun juga terang orang fasik tentu padam, dan nyala apinya tidak tetap bersinar.”
“Setia sampai akhir dalam keyakinan” itulah catatan terakhir Robert Wolter Monginsidi seorang pejuang dari Sulawesi Utara sebelum tewas dihukum tembak oleh pemerintah Hindia Belanda. Catatan itu dia selipkan dalam Alkitab yang dipegang erat saat ajal menjemputnya di ujung senapan. Ia memiliki jiwa militansi Kristen yang luar biasa. Ayub juga menghadapi situasi yang sama saat dia dinasehati oleh teman-temannya yang juga mengaku percaya kepada Allah. Apa yang dikatakan oleh teman-teman Ayub di sini nampak bukan sebuah nasehat namun penghakiman bagi Ayub. Tetapi Ayub tidak pernah berpaling dari Allah dan mempercayakan hidup sepenuhnya dalam kasih karunia Allah.
Di tengah kehidupan kita sebagai orang Kristen pun sering menghadapi tangangan yang sama dengan segala penghakiman. Maka apa yang perlu kita lakukan? Pendampingan kepada anak sejak dini perlu dilakukan oleh orang tua. Orang tua tidak perlu jatuh pada penghakiman kepada anak, namun menyadarkan dan mengarahkan mereka kepada kebenaran iman yang sejati. Iman yang benar bahwa Yesuslah yang menyelamatkan hidup manusia harus ditekankan. Di dunia ini agama tidak menyelamatkan, Alkitab tidak juga, apalagi ritual ibadah. Yang menyelamatkan hanyalah Tuhan Yesus. Jadi saat anak kita menyadari betapa besar kasih Kristus yang telah menyelamatkannya, maka pujian syukur akan terucap setiap saat. Bahkan dalam keadaan tertekanpun mereka selalu bersyukur bahkan merekapun tetap bertahan setia sampai akhir dalam iman percayanya kepada Kristus. Setialah sampai akhir! Tuhan Yesus memberkati. Amin.